Gunung Cijambu terletak di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten
Sumedang. Menurut Wikipedia Indonesia, Gunung Cijambu tepatnya berada di ketinggian 1.881 Mdpl dengan Koordinat
S6.82761 E107.77567. Di sana mengalir dua sungai yaitu Sungai Ciherang dan
Sungai Cipeles. Air sungai tersebut berasal dari sungai
kaki Gunung Manglayang. Sungai Ciherang juga berfungsi sebagai sumber mata air
bagi warga untuk kebutuhan sehari-hari
serta untuk pengairan. Seperti memasak,
mandi, mencuci, dan lain-lain. Untuk fungsi pengairan, warga menggunakan air
sungai tersebut untuk perkebunan yang berada di dekat rumah warga , yakni lahan
yang datar, yang tidak menggunakan terasiring.
Karena keadaan geografis Cijambu adalah
gunung dan perbukitan, maka disana terdapat sawah yang menggunakan terasiring. Karena keadaan
tanah yang miring , hal ini bisa
berpotensi tanah longsor. Ditambah lagi, dengan adanya hujan deras. Kemungkinan
tersebut bisa terjadi. Menurut warga, ibu
Neci 59 tahun, sistem terasiring tersebut sudah ada sejak ia tinggal. Ia
juga menyatakan bahwa pernah terjadi tanah longsor tepatnya di Sungai Ciherang,
Dusun Astana Panjang RT 02 RW 01, Desa Cijambu. Akan tetapi kejadian tersebut
sudah sangat lama, yakni di tahun 1970-an. ”Jadi sekarang Sungai Ciherang agak
kepinggir, sebelumnya berada di tengah
perbukitan”, kata Ibu Neci.
Selain itu, masih banyak rumah warga yang
berbentuk panggung dengan material kayu. Rumah yang menggunakan kayu bukan
karena keadaan geografis yang miring, akan tetapi rumah kayu tersebut adalah
rumah yang disediakan oleh pemerintah bagi warga yang bekerja di PERHUTANI.
Jika ada warga yang tidak mempunyai rumah, maka ia bisa mengajukan permintaan
,setelah disetujui maka pemerintah akan menyediakan rumah dan dengan syarat
bahwa warga tersebut bekerja di PERHUTANI.
Di Cijambu, kususnya di Dusun Astana Panjang,
masih ada keunikan, yakni banyak sekali warga yang mempunyai anjing. Anjing di
sana bukan sebagai peliharaan atau penjaga rumah. Akan tetapi, anjing di Dusun
Astana Panjang dijadikan sebagai pemburu babi hutan. Bahkan anjing-anjing
tersebut dihargai dengan uang yang tinggi. menurut pemburu babi hutan, ada yang
menjual tiga anjing dengan harga empat puluh juta rupiah. Untuk babi yang
tertangkap, dagingnya bisa dijual dengan harga lima belas ribu rupiah di Pasar
Ujung Berung.
Keadaan alam di Desa Cijambu sangat sejuk
dan dipenuhi dengan vegetasi hutan pinus. selain itu juga ada pohon harendong,
bimbim, dan arbei. Untuk vegetasi pinus memang dominan karena memang Cijambu
masih kawasan perhutani dan pinus tersebut dibudidayakan untuk diambil
getahnya.
Jika tertarik mengunjungi dan menikmati
suasana di Cijambu,ada aternatif untuk sampai ke sana. Yakni menggunakan motor.
Untuk waktu tempuh menggunakan motor yakni satu jam dari Jatinangor. Tidak ada
biaya untuk memasuki Desa Cijambu. Biaya yang kita keluarkan selain dari
kebutuhan pribadi yakni untuk transportasi dari Jatinangor menuju Cijambu yakni
lima belas ribu rupiah. Jika ingin melakukan camp, bisa memilih di dekat Sungai Ciherang ,selain dekat sumber
air ,juga tanahnya yang landai dan jauh dari habitat kera-kera di Cijambu.
Selain itu, Masih banyak spot indah yang bisa kita nikmati. Dari
keindahan hutan pinus yang hijau, serta keindahan persawahan dan perkebunan
yang terlihat dari jalan lokal menuju gunung Cjambu. Jika ingin menuju Cijambu
menggunakan kendaraan, kususnya motor, berhati-hatilah karena jalan yang sempit
dan berkelok. Dan jalan tersebut sering terdapat kendaraan roda empat. Selain
itu, jika cuaca hujan, maka jalan tersebut sangan licin dan banjir, serta
banyak genangan-genangan air yang dikarenakan jalan yang berlubang.
Penerapan sistem terasiring di desa Cijambu |
*penulisan ini berdasarkan data pada tahun 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar